KETERPURUKAN
CINTA
Karya : Ulfa Nadia
Aku tak tahu apa yang
harus aku perbuat
sehingga aku bisa
menghapus bayang-bayang dirinya, Ingin aku
membencinya tapi aku
tak pernah bisa, semakin
aku mencoba melupakannya, malah semakin
aku menginginkannya untuk
kembali dalam kehidupanku. Telah banyak
orang yang menyadarkanku, tapi aku
tak pernah mau
mendengarnya.
“Cobalah untuk
mencari penggantinya, jangan terus
tenggelam dalam keterpurukanmu!”
kata Adis padaku.
“Tetapi aku tak
bisa” tukasku.
“Mengapa
tidak?” tanyanya lagi.
“Pokoknya aku tak
bisa.” tegasku.
“Itu karena kau
tak pernah berusaha
untuk melupakannya.” Katanya dengan
tegas.
Adis pun lalu
pergi meninggalkanku tanpa
berkata apapun, mungkin ia
merasa jengkel karena
aku tak peduli
dengan perkataannya. Namun,
di situ
aku mulai sadar
“Adis mungkin benar, tanpa usaha aku
tak mungkin bisa untuk
melupakannya, dan mungkin jika
Adis tak menyadarkanku, aku akan
terus tenggelam dalam
keterpurukan cintaku”,
akhirnya ku temui
Adis.
“Terima kasih Adis , karena
kamu sudah membangkitkanku dalam
keterpurukanku selama ini” kataku .
“Jadi
, kau sudah mulai
melupakannya?” tanyanya.
“Ya,namun tetap saja
masih terbersit ingatan
tentangnya.”kataku lagi.
“Tak
apa, segala sesuatu memang
selalu butuh proses!” jelasnya singkat.
“Ya, kau benar.” tukasku.
“Nah, sekarang cobalah
untuk mencari penggntinya!”
Secara
tak sengaja, aku bertemu
dengan seseorang yang
sepertinya tak asing. Benar
saja, ternyata dia adalah Alan
sahabat lamaku sewaktu
aku di SMP
dulu. Aku pikir
dia sudah tak mengenalku,
ternyata masih.Alan juga
ternyata melihatku,dia pun
menghampiriku dengan senyum
yang memikat hati, senyuman itulah
yang dulu sempat
membuatku jatuh hati
padanya. Ia adalah cinta
pertamaku, namun cinta itu
hanyalah sesaat. Alan pun
sudah ada tepat
di hadapanku.
“Hai, apa kabar
kau?” sapanya.
“Kabarku baik, kau?” tanyaku membalas.
“Seperti yang
kau lihat, aku baik” jelasnya.
“Kau sudah
banyak perubahan , ya?” tukasku.
“Ya, begitulah. Kau pun begitu!” balasnya.
Sejak hari
itu, aku mulai akrab lagi dengannya, dan mulai
melupakan orang yang telah
menyakiti dan membuatku
terpuruk dalam cinta
yang semu. Akhirnya, ku bisa
membuka lembaran baru. Selamat
tinggal masa lalu,
dan selamat datang masa
depan.
*****THE END*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar