Kamis, 03 November 2016

MAKALAH PAI GABUNGAN 3 BAB 1, 3, DAN 5 KELAS XII





KATA PENGANTAR

Pertama-tama perkenankanlah kami selaku penyusun makalah ini mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa sehingga kami dapat menyusun makalah ini.

 Tujuan disusunnya makalah ini adalah untuk memahami aspek pendidikan agama islam terutama untuk semangat beribadah kepada Allah SWT. Dan Rasul-Nya. Dengan mempelajari isi dari makalah ini diharapkan generasi muda bangsa mampu menjadi islam yang sesungguhnya, saleh, beriman kepada Allah SWT dan bermanfaat bagi masyarakat.

Ucapan terima kasih dan puji syukur kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran, memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini.

Kami selaku penyusun telah berusaha sebaik mungkin untuk menyempurnakan makalah ini, namun tidak mustahil apabila terdapat kekurangan maupun kesalahan. Oleh karena itu kami memohon saran serta komentar yang dapat kami jadikan motivasi untuk menyempurnakan pedoman dimasa yang akan datang.
                                                                        



November 2016




                                                                                                                                          Penulis















DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1
SEMANGAT BERIBADAH DENGAN MEYAKINI HARI AKHIR
           

A.     Memahami Makna Beriman Kepada Hari Akhir
1. Ayat Al Qur’an yang Berhubungan Dengan Hari Akhir
2. Macam-Macam Hari Akhir/Kiamat
      1. Kiamat Sugra (Kiamat Kecil)
    2. Kiamat Kubra (Kiamat Besar)
B.     Peristiwa-Peristiwa Setelah Hari Akhir/Periode Hari Akhir\
1. Yaumul Barzah
       2. Yaumul Ba'ats
       3. Yaumul Hasyr (Hari berkumpulnya manusia)
       4. Buku Catatan
       5. Yaumul Hisab Dan Mizan
       6. As – Sirat
       7. Yaumul Jaza' (Hari Pembalasan)
       8. Surga dan Neraka
C.     Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
D.    Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir/Kiamat


BAB II
MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERPIKIR KRITIS

A.    Perintah Berpikir Kritis
B.     Hakekat Berpikir Kritis

BAB III
CERAHKAN NURANI DENGAN SALING MENASIHATI

A.    Perintah Saling Menasehati
1. Pengertian Nasihat
B.     Hukum dan Adab Menyampaikan Nasihat
1. Hukum Menyampaikan Nasihat
2. Adab Menyampaikan Nasihat

BAB IV
PENUTUP

A.    Kesimpulan
B.     Saran




BAB I
SEMANGAT BERIBADAH DENGAN MEYAKINI HARI AKHIR


A. Memahami Makna Beriman Kepada Hari Akhir

Hari akhir menurut bahasa artinya “Hari Penghabisan” (Q.S.al-          baqarah/2:177), juga disebut “Hari Pembalasan” (Q.S.al-fatihah/1:4). Sedangkan menurut istilah, Hari Akhir adalah Hari mulai hancurnya alam semesta berikut isinya dan berakhirnya kehidupan semua makhluk Allah SWT. Hari akhir juga disebut hari Kiamat, yaitu hari penegakan hukum Allah SWT yang seadil-adilnya (Q.S. al-mumtahanah/60:3).

1. Ayat Al Qur’an yang Berhubungan Dengan Hari Akhir 


1. Surah Al-Hajj ayat 7
وَأَنَّ السَّاعَةَ آتِيَةٌ لَا رَيْبَ فِيهَا وَأَنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ مَنْ فِي الْقُبُورِ

“Dan sesungguhnya hari kiamat itu pastilah datang, tak ada keraguan padanya; dan bahwasanya Allah membangkitkan semua orang di dalam kubur”.
(Q.S.  Al Hajj ayat 7).

2. Surah An-Naml ayat 87
27_87.png

“Dan (ingatlah) hari (ketika) ditiup sangkakala, maka terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri”. 
(Q.S. An Naml ayat 87)


3. Surah Az-Zumar ayat 68. 
39_68.png

“Siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (putusannya masing-masing)”. 
(Q.S. Az Zumar ayat 68)

2. Macam-Macam Hari Akhir/Kiamat
            Hari akhir atau hari kiamat menurut al-Qur’an terbagi atas 2 jenis atau macam yaitu :

1. Kiamat Sugra (Kiamat Kecil)

            Pengertian kiamat sugra adalah Peristiwa datangnya kematian bagi semua makhluk termasuk manusia yang bersifat lokal dan individu. Misalnya tanda-tanda kiamat sugra adalah kematian, bencana alam seperti, tsunami, gempa bumi, banjir, gunung meletus, , dan sebagainya. Setelah seseorang mati, rohnya akan berada di alam Barzah atau alam kubur, alam barzah adalah alam antara dunia dan akhirat. Kiamat sugra sering terjadi dilingkungan kita yang merupakan suatu teguran Allah swt. Firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran/3:185:
3_185.png

Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan”. (Q.S. Ali Imran ayat 185)

Ada dua kelompok manusia di Alam barzah, yaitu :
a. Kelompok yang memperoleh kenikmatan dan rida Allah SWT. Adalah kelompok orang mukmin yang saleh. Ia akan bisa menjawab semua pertanyaan yang i ajukan dengan baik tanpa ada rasa takut dan gentar. Kemudian Allah SWT, memperlihatkan kepadanya salah satu pintu surga tempat tinggalnya nanti yang penuh dengan kebahagiaan dan kenikmatan.


b. Kelompok yang memperoleh murka dari Allaw SWT. Adalah kelompok orang –orang yang kafir . Ia mendengar segala pertanyaan malaikat Mungkar dan malaikat Nangkir itu, tetapi ia tidak bisa menjawabnya. Kemudian AllahSWT, memperlihatkan kepadanya salah satu pintu neraka dengan berbagai macam siksaan.

Tanda-Tanda Kecil/ Kiamat Kecil :
  1. Diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai nabi terakhir
  2. Banyaknya terjadi bencana alam, misalnya gempa bumi, tanah longsor, dan lain-lain 
  3. Banyaknya jumlah kaum perempuan dibanding laki-laki
  4. Adanya golongan besar yang saling membunuh, namun sama-sama mengakui dirinnya untuk memperjuangkan agama islam. 
  5. Fitnah yang merajalela dengan menimpa kehidupan manusia
  6. Banyaknya jumlah pembunuhan disebabkan hal yang sepele atau kecil. 
  7. Segala hal atau urusan dipegang oleh bukan ahlinya. 
  8. Manusia tidak memperdulikan lagi ilmu agama
  9. Adanya Laki-laki telah menyerupai wanita atau sebaliknya 
  10. Timbulnya pergaulan bebas antara laki-laki dan perempuan
  11. Merajalelanya kemaksiatan
  12. Minuman keras yang merajalela.


2. Kiamat Kubra (Kiamat Besar)

            Pengertian kiamat kubra adalah kejadian hancurnya alam semesta beserta isinya atau hancurnya alam semesta seluruhnya termasuk semua penghuni-penghuninya, seperti manusia, hewan, tumbuhan dan tanda dimulainya kehidupan di akhirat serta Manusia akan mempertanggung jawabkan segala amal perbuatannya yang pernah dibuat sewaktu hidup. Tanda-tanda kiamat kubra adalah munculnya dajjal, matahari terbit dari barat, turunnya ya'juj dan ma'juj. 

Tanda-Tanda Besar/Kiamat Besar :
  1. Munculnya binatang-binatang yang dapat bicara
  2. Al-Qur'an tidak dianggap lagi sebagai pedoman hidup, melainkan hanya sekadar bahan bacaan biasa
  3. Munculnya Ya'juj dan Ma'juj, yaitu bangsa yang gemar dengan membuat kerusakan dibumi. 
  4. Banyak manusia yang menjadi kufur dan murtad. 
  5. Munculnya dajjal. Makhluk penyebar fitnah yang membuat manusia meninggalkan agama islam. 
  6. Matahari terbit dari barat dan terbenam dari arah timur.

B. Peristiwa-Peristiwa Setelah Hari Akhir/Periode Hari Akhir
       Setelah alam semesta hancur secara total semua makhluk Allah berakhir, maka mulailah manusia menjalani tahapan kehidupan baru dan proses menuju alam baqa’. Tahapan tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Yaumul Barzah
Barzakh secara bahasa berarti pembatas atau dinding. Pengertian yaumul barzah aadlah hari penantian manusia di alam kubur setelah meninggal. Barzah batas atau perantara antara alam dunia dan alam akhirat. Di alam inilah manusia akan menunggu hari kebangkitan. Kejadian-kejadian yang akan dihadapi manusia di alam barzah adalah pertanyaan dari malaikat Munkar dan Nakir, Manusia akan diperiksa amal perbuatannya
dan keimanannya ibadahnya oleh malaikat Munkar dan Nakir, Nikmat dan siksa kubur.



2. Yaumul Ba'ats
Pengertian Yaumul Ba'as adalah hari bangkitnya seluruh makhluk dari kuburnya, sejak manusia pertama hingga berakhir. Penegasan Allah SWT terhadapnya hari kebangkitan terdapat dalam Q.S. An Nahl ayat 38, artinya : "Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang sungguh-sungguh : "Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati". (Tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya), sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui. (Q.S. An Nahl :38). dan Surat Yaasin ayat 51, artinya : " Dan ditiuplah sasangkala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera di kuburnya (menuju) kepada Tuhan mereka. (Q.S. Yaasin :51).

3. Yaumul Hasyr (Hari berkumpulnya manusia)
Pengertian Yaumul Hasyr adalah fase manusia digiring ke suatu tempat yang bernama Padang Mahsyar  setelah kebangkitan dari kubur. Allah SWT berfirman : "Dan kami kumpulkan mereka, maka kami tidak meninggalkan mereka seorang pun". (Q.S. Al Kahli : 47).

4. Buku Catatan
Setiap manusia di alam mahsyar mempunyai buku catatan (kitab perjalanan hidup) yang sudah dicatat malaikat raqib dan atid. Kitab catatan ini berisi semua perbuatan dan perkataan manusia sewaktu hidup di dunia.
(Q.S. al-kahfi/18:49)
Dan “Kitab-kitab Amal” juga tetap akan dibentangkan, maka engkau akan melihat orang-orang yang berdosa itu, merasa takut akan apa yang tersurat di dalamnya; dan mereka akan berkata:” Aduhai celakanya kami, mengapa kitab ini demikian keadaannya? Ia tidak meninggalkan yang kecil atau yang besar, melainkan semua dihitungnya!” Dan mereka dapati segala yang mereka kerjakan itu sedia (tertulis di dalamnya); dan (ingatlah) Tuhanmu tidak berlaku zalim kepada seseorangpun.

5. Yaumul Hisab Dan Mizan
Pengertian Yaumul Hisab adalah hari ketika Allah SWT memperlihatkan semua amalan di akhirat untuk dihisab. Segala dosa besar dan kecil dihitung dengan seksama dan teliti. Ketika amalan mereka dihitung, anggota tubuh mereka ikut menjadi saksi.
Firman Allah Swt :
Pada hari lidah mereka dan tangan mereka serta kaki mereka menjadi saksi terhadap diri mereka sendiri, tentang segala yang mereka lakukan. (Q.S. an-nur/24:24)

Pengertian Yaumul Mizan adalah hari dihitung dan ditimbang amal perbuatannya selama dunia akhirat.
Allah SWT berfirman : "Kami  akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, maka tiadalah yang dirugikan seseorang barang sedikit pun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawi pun pasti kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan. "(Q.S. Al-Anbiya : 47). 



6. As – Sirat
As – Sirat adalah jembatan yang terbentang di atas neraka menuju surga. Mudah atau sulitnya melewati As-Sirat itu tergantung kepada amal setiap manusia
Rasulullah saw. Bersabda :
“Terbentang lah jembatan (As-Sirat) itu diantara dua tepi neraka Jahannam”

7. Yaumul Jaza' (Hari Pembalasan)
Pengertian yaumul jaza' adalah hari ketika Allah SWT memberi keputusan kepada manusia. Balasan yang diterima seseorang sesuai dengan amalnya selama ia hidup didunia.
Firman Allah :
Pada hari tiap-tiap jiwa diberi balasan dengan apa yang diusahakannya. Tidak ada yang dirugikan pada hari ini. Sesungguhnya Allah amat cepat perhitungan. (Q.S.al-mukmin/40:17)

8. Surga dan Neraka

Surga adalah tempat yang penuh dengan berbagai kenikmatan, yang disediakan Allah bagi orang-orang yang bertakwa, Sedangkan Neraka adalah tempat yang penuh dengan berbagai siksaan, yang disediakan Allah bagi orang-orang yang durhaka.






C.  Fungsi Iman Kepada Hari Kiamat
  1. Menyadari bahwa alam seisinya akan hancur lebur maka setiap orang muslim harus banyak melakukan amal kebaikan serta menjauhi segala amal perbuatan yang tidak baik atau menjauhi larangan Allah swt. 
  2. Mengingat bahwa hidup di dunia ini merupakan sawah ladang kehidupan alam akhirat atau merupakan jembatan untuk menuju ke alam akhirat maka kita harus membelanjakan atau menginfakkan sebagian harga untuk menghindari diri dari sifat rakus, tamak, dan kikir. 
  3. Berani dan tidak takut mati karena membela agama, serta menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam.
  4. Tidak iri terhadap kenikmatan yang diperoleh orang lain. 
  5. Dapat menenteramkan jiwa orang yang mendapat perlakukan kurang adil.

D. Hikmah Beriman Kepada Hari Akhir/Kiamat
  1. Hikmah beriman pada hari akhir (hari kiamat), antara lain sebagai berikut... 
  2. Memperkuat keyakinan bahwa Allah SWT Mahakuasa dan Mahaadil. 
  3. Memberikan dorongan untuk membiasakan diri dengan sikap dan perilaku terpuji (akhlaqul-karimah) dan menjauhkan diri dari sikap serta perilaku tercela (akhlaqul-mazmumah)
  4. Memberi dorongan untuk bersikap optimis dan tawakal, serta sabar meskipun tertimpa berbagai kemalangan. 


















BAB II
MENGHIDUPKAN NURANI DENGAN BERPIKIR KRITIS

A. Perintah Berpikir Kritis
           
            Berpikir kritis didefenisikan beragam oleh para pakar. Menurut Mertes, berpikir kritis adalah “sebuah proses yang sadar  dan sengaja yang digunakan untuk menafsirkan dan mengevaluasi informasi dan pengalaman dengan sejumlah sikap reflektif dan kemampuan yang memandu keyakinan dan tindakan”.

            Berangkat dari definisi di atas, sikap dan tindakan yang mencerminkan berpikir kritis terhadap ayat-ayat Allah Swt. (informasi Ilahi) adalah berusaha memahaminya dari berbagai sumber, menganalisis, dan merenungi kandungannya, kemudian menindaklanjuti dengan sikap dan tindakan positif.

            Salah satu mukjizat Al-Qur’an adalah banyaknya ayat yang memuat informasi terkait dengan penciptaan alam dan menentang para pembacanya untuk merenungkan informasi ilahi tersebut. Di antara ayat yang dimaksud adalah firman Allah Swt. dalam Q.S. Ali Imran/3:190-191 berikut:

﴿ە۱۹﴾ ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًۭا وَقُعُودًۭا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًۭا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ ﴿۱۹۱﴾

Artinya: “Sesungguhnya, dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang, terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Mahasuci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali-‘Imran: 190-191).[1][1]









B. Hakekat Berpikir Kritis
           
            Definisi tentang berpikir kritis disampaikan oleh Mustaji. Ia memberikan definisi bahwa berpikir kritis adalah “berpikir secara beralasan dan reflektif dengan menekankan pembuatan keputusan tentang apa yang harus dipercaya atau dilakukan”. Salah satu contoh kemampuan berpikir kritis adalah kemampuan “membuat ramalan”, yaitu membuat prediksi tentang suatu masalah, seperti memperkirakan apa yang terjadi besok berdasarkan analisis  terhadap kondisi yang ada hari ini.

            Dalam Islam, masa depan yang dimaksud bukan sekedar masa depan di dunia, tetapi lebih jauh dari itu, yaitu diakhirat. Orang yang dipandang cerdas oleh Nabi adalah orang yang pikirannya jauh ke masa depan di akhirat. Maksudnya, jika kita sudah tahu bahwa kebaikan dan keburukan akan menentukan nasib kita di akhirat, maka dalam setiap perbuatan kita, harus ada pertimbangan akal sehat. Jangan dilakukan perbuatan yang akan menempatkan kita diposisi yang rendah di akhirat. “Berpikir sebelum bertindak”, itulah motto yang harus menjadi acuan orang “cerdas”.

           






























BAB III
CERAHKAN NURANI DENGAN SALING MENASIHATI

A. Perintah Saling Menasehati

1.      Pengertian Nasihat

            Sesungguhnya nasihat itu diperuntukkan bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, dan bagi kaum mukminin. Nasihat adalah perkara yang sangat agung bagi setiap muslim. Bahkan, Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjadikannya sebagai pokok ajaran agama, ketika Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
 “Agama itu adalah nasihat. “ Kami berkata: “Kepada siapa wahai Rasulullah?” Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “ Bagi Allah, bagi kitab-Nya, bagi Rasul-Nya, dan para imam kaum Muslimin serta segenap kaum Muslimin.
           
            Nasihat merupakan kata yang ringkas, tapi memiliki makna yang tersirat di dalamnya. Secara bahasa kata nasihat berarti ikhlas. Dikatakan نصحت العسل, artinya: aku menjernihkan madu.[2,3]
           
            Imam al-Khaththabi rahimahullah mengatakan bahwa kata nasihat diambil dari lafadz “nashahar-rajulu tsaubahu” (نَصَحَ الرَّجُلُ ثَوْبَهُ), artinya, lelaki itu menjahit pakainnya. Para ulama mengibaratkan perbuatan penasihat yang selalu menginginkan kebaikan orang yang dinasihatinya, sebagaimana usaha seseorang memperbaiki pakaiannya yang robek.[4]
           
            Nasihat adalah perkara yang penting sehingga setiap muslim wajib memperhatikan dan melakukannya kepada orang lain. Sampai-sampai Nabi Muhammadshallallaahu ‘alaihi wa sallam mengambil bai’at atasnya dan selalu mengikat diri dengannya karena sangat memperhatikan masalah nasihat ini.

Diriwayatkan dari Jarir radhiyallaahu‘anhu: “Aku berbai’at (berjanji setia) kepada Rasulullaah shallallaahu ‘alaihi wa sallam untuk menegakkan shalat, menunaikan zakat, dan memberi nasihat kepada setiap muslim.

            Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menjadikan nasihat yang tulus kepada seorang muslim sebagai bagian dari hak-haknya yang harus ditunaikannya oleh saudaranya sesama Muslim.

            Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Hak Muslim atas Muslim lainnya ada enam: jika engkau bertemu dengannya maka ucapkanlah salam kepadanya; jika ia mengundangmu, maka penuhilah undangannya; jika ia meminta nasihat kepadamu, maka nasihatilah ia…






B. Hukum dan Adab Menyampaikan Nasihat

1.    Hukum Menyampaikan Nasihat

            Imam Ibnu Daqiq mengatakan bahwa hukum memberikan nasihat adalah fardhu kifayah, jika ada pihak yang memenuhi syarat telah menjalankannya, maka gugurlah kewajiban dari selainnya. Dan memberi nasihat harus disesuaikan dengan menurut kadar kesanggupan seseorang.
2.    Adab Menyampaikan Nasihat

            Alangkah indahnya jika diantara kaum muslimin mengetahui adab-adab dalam bernasihat, saling menasihati dalam kebaikan akan timbul rasa cinta dan ukhuwah yang tinggi. Adapun adab-adab dalam bernasihat menurut ‘Abdul ‘Aziz bin Fathi as-Sayyid Nada ada lima adab, diantaranya adalah:

a. Niat yang Benar

            Hendaklah orang yang memberikan nasihat kepada orang lain meniatkannya semata-mata mengharapkan Wajah Allah subhanahu wa ta’ala serta mencari pahala dan balasan dari-Nya. Sebab, nasihat yang diberikan kepada kaum Muslimin mengandung pahala yang sangat agung. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallamsendiri menganggapnya sebagai inti dari ajaran agama, yaitu dalam sabda beliau :
                                                                        Agama itu adalah nasihat”.

            Demikian juga nasihat bagi Allah, bagi kitab-Nya, dan bagi Rasul-Nya. Makna nasihat bagi Rasul-Nya adalah meneladani dan mentaati Nabi dalam melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya. Semua itu wajib dikerjakan karena Allah ta’ala, ikhlas semata-mata mengharapkan Wajah-Nya dan pahala dari-Nya, serta mencari keridhaan-Nya. Dengan demikian, ikhlas adalah syarat diterimanya amal shalih. [9,10]

b. Memberikan Nasihat kepada Seorang Muslim Walaupun Tidak Diminta

            Ini merupakan kesempurnaan nasihat untuk saudaramu sesama muslim. Jika engkau mendapatinya hampir terjatuh ke dalam suatu keburukan, melakukan pelanggaran syar’i, berbuat sesuatu yang memudharatkan dirinya, atau perbuatan yang lainnya, maka segera nasihatilah saudaramu itu walaupun ia tidak memintanya. Demikian itu bukanlah termasuk sikap yang lancang, bahkan kesempurnaan nasihat dan bentuk kepedualianmu kepadanya. Hendaklah pula bersabar terhadap reaksi tidak baik yang engkau terima darinya. Misalnya, ia menuduhmu sebagai pihak luar yang suka turut campur, menudingmu ikut campur dalam masalah yang bukan urusanmu, atau yang lainnya. Karena, sesungguhnya engkau melakukannya hanya karena mengharapkan pahala dari Allah subhanahu wa ta’ala.

c. Mencari Cara Terbaik dalam Menyampaikan Nasihat

            Ketahuilah bahwasanya setiap manusia apabila diingatkan dengan maksud untuk mengupas aibnya, kejelekannya dan kekurangannya maka hal itu diharamkan. Namun apabila di dalamnya terdapat maslahat bagi kaum muslimin secara khusus dengan maksud tanpa merendahkannya maka itu bukan perkara yang diharamkan namun dianjurkan. Oleh karena itu kita harus mengetahui cara yang sesuai dengan orang yang dinasihati.

            Pada kondisi-kondisi tertentu, engkau dapat memberikan nasihat kepada seseorang secara langsung. Namun, terkadang nasihat disampaikan dengan cara memberikan contoh berupa amal perbuatan, yang tujuannya adalah memberikan nasihat. Maka dari itu, cara penyampaian nasihat berbeda-beda menurut keadaan orang yang dinasihati, seperti terhadap anak kecil, orang dewasa, atau orang yang memiliki kedudukan tinggi di tengah masyarakat. Tidak semua cara cocok untuk semua orang.


d. Memberi Nasihat Secara Umum dalam Urusan Agama dan Dunia

            Hendaklah orang yang memberikan nasihat kepada saudaranya sesama Muslim Memberikannya dalam setiap urusan, baik agama maupun dunia. Maksudnya, dalam perkara-perkara yang ia ketahui atau ia pandang bermanfaat bagi orang tersebut dalam urusan agama dan dunianya.Kapan saja engkau mendapati kesempatan atau peluang untuk memberikan nasihat kepada saudaramu sesama muslim, maka janganlah engkau menahan diri untuk melakukannya. Apabila engkau melihatnya lalai dalam mengerjakan amalan agama yang wajib baginya, maka berikanlah nasihat atas perkara itu. Jika engkau melihatnya jatuh dalam perkara haram, maka berikanlah nasihat kepadanya untuk meninggalkannya.

            Apabila engkau melihatnya akan melakukan sesuatu dari urusan-urusan dunia dan engkau melihat bahwa maslahat baginya adalah menjauhi perkara tersebut dan meninggalkannya, maka berilah nasihat kepadanya untuk itu. Jika engkau mendapati ia lalai dalam melaksanakan suatu urusan yang bermanfaat baginya, maka berilah nasihat kepadanya dan ingatkanlah ia. Demikian pulalah ilustrasi-ilustrasi lainnya. Sesungguhnya wajib atas setiap muslim untuk mencintai saudaranya sesama muslim dalam semua urusan yang ia sukai bagi dirinya sendiri dari kebaikan-kebaikan dunia dan akhirat.

e. Merahasiakan Nasihat

            Hendaklah seseorang memberikan nasihat secara diam-diam, tidak terang-terangan di hadapan orang lain. Sebab, manusia pada umumnya tidak mau menerima nasihat apabila diberikan di hadapan orang lain karena hal itu dapat mempermalukannya atau mengesankan kerendahan dan kehinaannya. Oleh karena itu, akan bangkitlah keangkuhannya sehingga menyebabkannya menolak nasihat yang disampaikan. Nasihat pada kondisi tersebut sama dengan membongkar aib dan nasihat ini hampir semakna dengan merendahkannya. Dan para ulama salaf pun membenci perbuatan amar ma’ruf nahi munkar dengan bentuk merendah-rendahkan di hadapan orang banyak dan mencintai jika memberikan nasihat secara diam-diam.

            Adapun nasihat yang diberikan dengan diam-diam tidaklah mengandung makna seperti itu,. Oleh sebab itu, biasanya orang yang dinasihati menerima jika nasihat untuknya tidak disampaikan secara terang-terangan. Niscaya orang yang dinasihati tidak merasa keberatan atau tertekan untuk menerima nasihat tersebut. Sehingga apabila seseorang menerima suatu nasihat dari orang yang menginginkan kebaikan darinya supaya mencegah dari hal yang dilarang, kemudian ia menerimanya, taat, tunduk dan mengetahui baiknya nasihat tersebut maka hal itu diumpamakan seperti menginginkan kebaikan kepada orang yang dinasihati.























BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

            Beriman kepada Allah SWT. akan melahirkan sikap optimis,tidak mudah putus asa, sebab yang menimpanya ia yakini sebagai ketentuan yang telah Allah takdirkan kepadanya dan Allah akan memberikan yang terbaik kepada seorang muslim,sesuai dengan sifatnya yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.Olehkarena itu,jika kita tertimpa musibah maka ia akan bersabar,sebab buruk menurut kita belum tentu buruk menurut Allah,sebaliknya baik menurut kita belum tentu baik menurut Allah.Karena dalam kaitan dengan takdir ini seyogyanya lahir sikap sabar dan tawakal yang dibuktikan dengan terus menerus berusaha sesuai dengan kemampuan untuk mencari takdir yang terbaik dari Allah.
           
B. Saran
            Keimanan seseorang akan berpengaruh terhadap perilakunya sehari-hari.Oleh karena itu,penulis menyarankan agar kita senantiasa meningkatkan iman dan takwa kita kepada Allah SWT agar hidup kita senantiasa berhasil menurut pandangan Allah SWT.Juga keyakinan kita terhadap takdir Allah senantiasa ditingkatkan demi meningkatkan amal ibadah kita.Serta Kita harus senantiasa bersabar,berikhtiar dan bertawakal dalam menghadapi takdir Allah SWT.



[1][1] Al-Qur’an, Syaamil Al-Qur’an Terjemah Per-Kata, Lajnah Pentashih Mushaf Al-Qur’an Departemen Agama Republik Indonesia, 2009, hlm. 75

1 komentar:

  1. Casino Site - Live Casino Review 2021
    Casino Site review and list of popular casino sites, including games, bonuses, security, luckyclub mobile games, live dealer, VIP program, What Are The Benefits Of Live Casino?How Can I Deposit Money At Live Casino Online?

    BalasHapus